Gunung Ijen merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia, Letusan
pertama kali di gunung ijen tercatat pada tahun 1796, disusul dengan letusan
kedua pada tahun 1817 yang meluapakan air danau kawah dan lahar melanda lahan
pertanian hingga didaerah Banyuwangi dan Asembagus. Secara berturut-turutdari
tahun 1925, 1934 dan 1956 terjadi letusan kuat yang melontarkan gas, air dan
lumpur hingga mencapai tinggi puluhan meter. Sejak tahun 1991 letusan terjadi
setiap tahun sampai 3 tahun sekali. Pada kurun waktu tahun 1917 sampai1991,
periode letusan tercatat 6-16 tahun sekali. Peristiwa yang tercatat dalam
sejarah berupa letusan freatik dan magmatic. Letusan freatik lebih sering
terjadi karena karena gunung ijen memiliki danau kawah sehingga adanya kontak
langsung atau tidak langsung antara air dengan magma membentuk uap yang
bertekanan tinggi yang menyebabkan terjadinya letusan. Oleh karena itu,
pemantauan aktivitas Gunung ijen secara terus-menerus berdasarkan kegempaan
merupakan salah satu metode pemantauan yang sangat diperlukan(Hendrasto dkk,
2006).
Alchemist_Physics.Star
WELCOME TO ALCHEMIST_PHYSICS.STAR
Sabtu, 16 Maret 2013
Kondisi Geologi Gunung Ijen
Gunung
ijen adalah gunung api bertipe strato volcano, salah satu generasi kerucut
vulkanik setlah pembentukan kaldera ijen. Gunung api ijen dicirikan oleh danau
kawah berukuran ± 960 x 600 meter dengan kedalaman air danau ± 200 meter yang
dibatasi oleh pematang kawah berketinggian antara 2145 sampai 2386 m
d.p.l(Reksowirogo, 1971). Menurut stehn (1938) volume air kawah tersebut
sekitar 36 juta kubik. Gunung ijen merupakan kerucut lapis(compositae cone)
dari generasi post kaldera. Generasi kaldera yaitu gunung api raksasa ijen tua
berumur pleistosen atas ± 300.000 tahun (Sitorus, K, 1990) diberi nama gunung
kendeng oleh Van Bemmelen pada tahun 1941.
Pada suatu waktu sebelum 50.000 tahun yang
lalu gunung ijen tua ini meletus dengan dahsyat dan mengerupsikan aliran
piroklastik disusul oleh erosi jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan
piroklastik’’surge’’. Seluruh batuan ini bersifat batuan apung dan peristiwa
letusan dengan volume erupsi ± 80 kilometer kubik ini mengakibatkan struktur
kaldera di ijen (Sitorus, K.1990)
Kamis, 18 Oktober 2012
Konfigurasi Elektroda pada Metode Resistivitas
Dalam metode Resistivity ada beberapa konfigurasi elektrode yang
biasanya digunakan, konfigurasi elektroda tersebut terdiri atas :
1. Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan tempat yang
sangat luas. Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial. Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam
dan elektroda arus dibagian luar (Gambar 2.6) dengan jarak antar
elektroda sebesar a. Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua
elektroda secara bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM =
MN = AB). Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara
lateral atau mapping. Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar:
2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah: ρ=2πa(V/I)
Konfigurasi Wenner |
Merupakan konfigurasi yang hampir sama dengan Wenner, hanya
saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap, pengukuran dilakukan dengan
memindahkan elektroda arus ke arah luar. Metode ini tidak membutuhkan bentangan
yang luas dan digunakan untuk pengambilan data sounding. Jarak antara elektroda AM dan NB sama
(AM = NB), sedangkan untuk jarak MN tetap. Faktor geometris untuk konfigurasi Schlumberger sebesar:
besar resistivitas semu adalah:
dan
besar resistivitas semu adalah:
Gambar 2.7. Konfigurasi Schlumberger
Menurut Milsom (2003) pada konfigurasi Schlumberger secara prinsip adalah
mengubah jarak elektroda arusnya. Namun semakin jauh elektroda arus dari
elektroda potensialnya maka potensial yang akan diterima oleh elektroda arus
akan mengecil. Dengan hal ini maka dapat dilakukan menjaga sensitivitas
pengukuran. Modifikasi tersebut dilakukan dengan memperluas elektroda potensialnya. Dampak
perubahan tersebut hanya berpengaruh terhadap kurva perhitungan yang akan overlap. Namun hal ini tidak akan
berpengaruh terhadap kehomogenan dari resistivitas materialnya.
Langganan:
Postingan (Atom)